Integritas Mahasiswa Dalam Pergerakan Eksternal
Oleh : Haerul Anam
Beberapa dekade terakhir ini, mutu hasil pendidikan di Indonesia dinilai cukup memprihatinkan. Berbagai model dan format pendidikan nasional yang sudah berjalan puluhan tahun ternyata belum mampu menghasilkan manusia Indonesia yang bertanggung jawab, jujur dan memiliki integritas tinggi. Sebaliknya, moral bangsa semakin memprihatinkan. Indonesia kini telah menjadi bangsa yang dikenal sebagai negara dengan tingkat korupsi, kerusakan lingkungan, dan kriminalitas yang tinggi. Semua itu terjadi karena pendidikan yang diterapkan di Indonesia belum memberikan tempat yang sinergis antara pendidikan berbasis kognitif-psikomotorik dan pendidikan berbasis afektif (akhlaq atau moral).
Menurut Alaydroes (2002), pada sektor pendidikan umum terjadi sekularisasi pendidikan, yang memisahkan pendidikan umum dari pendidikan agama yang sesungguhnya sarat dengan pesan-pesan moral. Sementara di sektor pendidikan agama yang banyak diselenggarakan di madrasah atau pesantren terjadi sakralisasi pendidikan, yakni muatan-muatan agama yang tidak mempertimbangkan hal-hal yang terjadi dan berkembang di dunia. Sehingga murid-murid yang dihasilkan adalah murid-murid yang mengetahui ilmu agama tetapi "gagap" dalam beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari yang sarat dengan perubahan dan perkembangan ilmu dan teknologi.
Apa yang dapat mahasiswa lakukan hari ini. Adalah menjawab, apakah saya bangga dengan integritas dalam kepemimpinan saya? Jika tidak, adakah kesadaran anda untuk berusaha mengetahuinya? Cobalah renungkan kembali dengan kepemimpinan anda untuk melihat apa yang terjadi disekeling anda yang terkait dengan pemahaman makna dan arti integritas kedalam organisasi yang akan memperlihatkan apa-apa dari setiap antar individu yang sesungguhnya begitu penting, sehingga integritas juga akan menggambarkan citra orang lain memandang individu anda dalam organisasi.
Jadi menumbuh kembangkan integritas begitu penting dalam satu organisasi karena ia dapat menjadi penuntun dan wasit untuk membina kepercayaan dan keyakinan, meluruskan arti penting dalam merumuskan standar yang tinggi, landasan nilai yang sangat mempengaruhi, mendorong terbentuknya reputasi dan citra, mendorong untuk lebih menghayati sendiri sebelum mempengaruhi orang lain, mendorong orang untuk mencapai prestasi sesuai dengan kemampuan sendiri, mendorong orang lain untuk lebih mempercayai kepemimpinan yang mampu memberikan keteladanan.
Kini, peran perguruan tinggi menjadi sangat penting karena perguruan tinggilah yang menjadi kawah candra dimuka para intelektual muda yang nanti akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa dan merekalah yang akan menentukan kemana bangsa yang cerdas dan berwibawa ini akan dilabuhkan.
Beberapa kondisi yang seharusnya dimiliki mahasiswa Indonesia pada umumnya dalam fungsi penjaga nilai (guardian of value) sebagai mahasiswa sebagai berikut:
1. Dalam rangka membangun integritas
Integritas ini diperlukan dalam gerakan eksternal agar masyarakat, dosen, pemerintah, polisi dan sebagainya benar-benar melihat mahasiswa sebagai insan akademik yang sesungguhnya. Tidak memandang sebelah mata mahasiswa. Agak sedih juga saat dialog di metro TV ketika ketua IMM ditanya sama bapak wakil dari parpol “ anda aksi mewakili siapa? Kami dari partai x ini mewakili 62% rakyat yang memilih dalam pemilu, ada indikasi aksi ini ditunggangi” begitu kurang lebih, dan mas dari IMM ini agak bingung menjawabnya. Ya karena memang kita jarang atau tidak pernah bergerak sebagaimana mestinya sebagai wakil rakyat. Apa benar kita sudah punya integritas sehingga kita berani bilang kalo kita gerak atas nama rakyat? Apa pernah kita bertanya pada masyarakat di samping kos kita, bagaimana pendapat mereka tentang kondisi yang mereka alami? Coba Tanya pada diri sendiri dan rakyat tentunya.
Beberapa integritas yang harus dimiliki mahasiswa diantaranya sebagai berikut:
• Integritas kepribadian mahasiswa : kampus seharusnya bisa menciptakan mahasiswanya menjadi pribadi yang punya integritas pribadi : jujur, bertangggung, santun, dsb.
• Integritas akademik : Pernahkah kita berfikir jika teman-teman yang aksi kemarin itu mahasiswa-mahasiswa yang punya IP>3,5 terus, ada yang pernah juara lomba nasional dan internasional atau bahkan menemukan inovasi baru dan itu telah terpublish di media massa sebelumnya, tentu masyarakat pun akan dengan lebih mudah simpati dan menerima kita.
• Integritas lembaga : Dengan pengabdian pada masyarakat, dengan agenda-agenda yang bermanfaat tentu lembaga mahasiswa lebih punya integritas.
2. Dalam rangka pergerakan eksternal
Sebenarnya ketika integritas-integritas diatas telah kita capai dan itu terpublish, pergerakan eksternal akan lebih mudah, saat kita bicara sesuatu dan masyarakat, LSM, dosen, polisi dsb tahu bahwa yang berbicara itu adalah mahasiswa yang di antara mereka punya prestasi akademik sampai internasional, mahasiswa yang sense pengabdian masyarakatnya besar dan signifikan perannya, mahasiswa yang terkenal sholeh, santun dengn integritas pribadinya, mahasiswa yang juga didengar oleh mahasiswa kampus lain dengan integritas lembaga itu sendiri dan sebagainya, maka yang perlu dipikirkan lagi hanyalah apa yang akan kita bicarakan pada publik sehingga bangsa ini mengalami perbaikan. Dengan sedikit peran media tentu hasil dari kajian-kajian dalam bidang eksternal akan lebih diterima.
• Gampangnya ketika kita ngomong “A” maka masyarakat langsung sepakat dengan kata “A” itu karena mahasiswa sudah dikenal mempunyai integritas
Integritas : keselarasan antara hati, pikiran, perkataan dan perbuatan…
Berasal dari kata integrity..
Memiliki hati nurani yang bersih, memiliki prinsip moral yang tangguh, adil serta jujur, dan tidak takut siapapun kecuali kepada Tuhan..
Cirri-ciri orang yang memiliki integritas
1. tidak melakukan KKN
Akan melaporkan kalau tahu ada praktik KKn
Tindakanya professional, bersih, dan transparan.
Rela dikenai sangsi jika melanggar.
Integritas nasional : wujud keutuhan prinsip moral dan etika bangsa dalam mewujudkan kehidupan bernegara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar