A.
Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Republik Indonesia No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depag RI, 2003: 51).
Guna mencapai tujuan tersebut perlu
diciptakan adanya sistim lingkungan (kondisi) belajar yang kondusif. Untuk
menciptakan suasana belajar yang kondusif, tentunya memerlukan dukungan dari
berbagai macam komponen. Salah satu komponennya adalah guru yang secara
langsung ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang
berpotensi.
Abudin Nata mengungkapkan bahwa guru
di masa sekarang tengah menghadapi beberapa tuntutan dari masyarakat tentang
kualitas lulusan lembaga pendidikan. Di mana anak didik tidak saja mampu
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal untuk kehidupannya di
dunia akan tetapi juga keagamaan dan akhlak yang mulia.
Diungkapkan pula oleh Syafrudin Nurdin, bahwa
guru sebagai salah satu komponen dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM),
memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan pengajaran. Fungsi utama
guru ialah merancang, mengelola, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran.
Di samping itu, kedudukan guru dalam kegiatan pembelajaran juga sangat
strategis dan menentukan. Karena, gurulah yang menentukan bahan ajar yang akan
disajikan kepada peserta didik (Syafrudin Basyirudin M, 2002: vii).
Kemampuan dan kecakapan sangat
dituntut bagi seorang guru, karena merupakan modal dasar bagi seorang guru
dalam melakukan kegiatan dan tugasnya. Muhammad Ali dalam bukunya Uzer Usman
berpendapat bahwa ada persyaratan khusus sebelum menjalankan tugas dan tanggung
jawab dalam bidang keguruan, yaitu:
1.
Menuntut adanya keterampilan
yang berdasarkan konsep teori ilmu pengetahuan yang mendalam
2.
Menekankan pada suatu keahlian
dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya
3.
Menuntut adanya pendidikan
keguruan yang memadai
4.
Adanya kepekaan terhadap dampak
kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakan
5.
Memungkinkan perkembangan
sejalan dengan dinamika kehidupan
(M. Uzer Usman, 1995: 15).
Dapat diambil kesimpulan dari
pendapat di atas, bahwa untuk menjadi seorang guru harus memiliki kompetensi.
Dalam bukunya E. Mulyasa (2003: 37) yang berjudul, “Kurikulum Berbasis
Kompetensi” dijelaskan bahwa kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak.
Pekerjaan guru adalah bersifat
profesional. Pekerjaan yang bersifat profesional memerlukan bidang ilmu yang
secara sengaja harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan bagi kepentingan
umum (Uzer Usman, 2001: 14).
Berkaitan dengan kompetensi guru, M.
Uzer Usman mengungkapkan tentang kompetensi profesional yang harus dimiliki
guru, yaitu:
1.
Mengembangkan kepribadian
2.
Menguasai landasan pendidikan
3.
Menguasai bahan pengajaran
4.
Menguasai program pengajaran
5.
Melaksanakan program pengajaran
6.
Menilai hasil dan proses
belajar mengajar yang telah dilaksanakan
7.
Menyelenggarakan program
bimbingan
8.
Mnyelenggarakan administrasi
sekolah
9.
Berinteraksi dengan masyarakat
untuk pemenuhan tujuan pendidikan
10. Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran
(M. Uzer Usman, 1995: 17-19).
Kompetensi profesional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan guru dalam mengelola tahapan-tahapan pembelajaran dari mulai
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran.
Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits
merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Madrasah Ibtidaiyah.
Kebanyakan mata pelajaran tersebut diajarkan oleh guru kelas sekaligus, namun
ada juga yang diajarkan oleh guru mata pelajaran.
Melihat fenomena tersebut tentunya
seorang guru memang harus memiliki kompetensi profesional agar pembelajaran dapat
berjalan dengan kondusif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Guru Al-Qur’an
Hadits yang dimaksud disini yaitu orang yang mengajarkan mata pelajaran Al-Qur’an Hadits.
Di wilayah Kecamatan Sampang terdapat 4 Madrasah Ibtidaiyah Darwata
yang berada dibawah naungan Yayasan Al-Mukarromah kecamatan Sampang. Yayasan
Al-Mukarromah kecamatan Sampang sendiri memiliki 1 Sekolah Menengah Atas (SMA)
Diponegoro Sampang, 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Diponegoro Sampang dan MTs
Al-Mukarromah Karangjati, 4 MI, yakni MI Darawata Karang Asem, MI Darwata
Karangjati 01, MI Darwata Karangjati 02, dan MI Darwata Nusajati, serta
memiliki 1 TK, yaitu TK Diponegoro Sampang (Sumber: Observasi tanggal 11-12 dan
19 Mei 2012).
Dari observasi pendahuluan,
penulis ingin meneliti sejauhmana kompetensi profesional guru Al-Qur’an Hadits
di Madrasah Ibtidaiyah Darwata yang mendominasi Madrasah Ibtidaiyah di
Kecamatan Sampang. Dalam hal ini penulis mengambil judul penelitian tentang
“Kompetensi Guru Al-Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah Darwata se-Kecamatan
Sampang.”
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pokok masalah dalam penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaimana kompetensi profesional guru Al-Qur’an Hadits
di Madrasah Ibtidaiyah Darwata se-Kecamatan Sampang?”.
C.
Kerangka Skripsi
HALAMAN JUDUL
HALAMAN NOTA PEMBIMBING
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
B.
Penegasan Istilah
C.
Rumusan Masalah
D.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
E.
Telaah Pustaka
F.
Metode Penelitian
G.
Sistematika Penulisan
BAB II KOMPETENSI
PROFESIONAL GURU AL-QUR’AN HADITS
A.
Kompetensi Profesional
1.
Pengertian
2.
Tujuan
B.
Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits
1.
Tujuan Mata Pelajaran Al-Qur’an
Hadits
2.
Tujuan dan
Fungsi Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits
BAB III GAMBARAN UMUM MADRASAH
IBTIDAIYAH DARWATA
SE-KECAMATAN SAMPANG
A.
Letak Geografis
B.
Sejarah Berdiri
C.
Struktur Organisasi
D.
Keadaan Siswa, Guru dan
Karyawan
E.
Sarana dan Prasarana
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN
ANALISIS
A.
Penyajian Data
B.
Analisis Data
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran-saran
C.
Kata Penutup
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR PUSTAKA
Abudin Nata. 2001.
Paradigma Pendidikan Islam, Jakarta:
Logos.
E. Mulyasa.
2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung:
Remaja Rosda karya.
Depag. 2003. Standar Penilaian di Kelas. Jakarta.
Iqbal Hasan. 2004.
Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi
Aksara.
M. Uzer Usman. (1995, 2001). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Saefudin Azwar. 1998.
Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Sudijono Anas. 1998.
Pengantar Statistik Pendidikan. Rajawali Pers.
Suharsimi Arikunto. 1998.
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sutrisno Hadi. 2004. Metodologi Research Jilid II. Yogyakarta: Andi Offset.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar