Cari Blog Ini

Sabtu, 17 Desember 2011

Islam dalam perdaban Indonesia

oleh:maful
(Ketua SEMA 2011-2012)
(Koordinator Dept. Jaringan dan komunikasi PMII Walisongo PWT 2011)
Kejumudan islam dalam berbagai segi merupakan bukti bahwa masyarakat islam tidalk lagi mmempunyai semangat ghirah untuk teyap survive dalam perkembangangan peradaban bangsa ini,hal ini bukan hanya terjadi di Indonesia namun telah mewabah pada seluruh Negara islam diseluruh penjuru dunia.dalam perjalanan sejarah Islam mulai mengalami kemunduran ketika supremasi Baghdad jatuh kepada bangsa Monghol,dan juga eksploitasi Islam secara langsung terjadi pada masa helenisme yaitu persentuhan Islam dengan Eropa yang terjadi semasa perang salib,yang ditandai dengan pertukaran dan kontak langsung antara keilmuan Islam dan Eropa.namun pada abad pertengahan dan modern islama mualai kehilangan muaranya kemana akan mereposisikan dalam ercatuaran dunia. Hal ini telah membuktikan bahawa masyarakat islam pasca kolonialisme terlalu asyik dengan Euforianya.sehingga luapa kemana akan membawa arah kiblat islam dalam dnamika peradaban islam.hal ini yang membangkitkan semangat pergerakan generasi islam menuju satu titik capaian dengan visi dan misi yang sangat ideal yaitu membangkitkan semangat kembali islam dalam mereposisikan agama sebagai rahmatal lil alamin.
Menurut jamaludin Al Afghani”Islam harus dikembangkan sebagai agama peradaban,Islam bukan hanya mengusung Konsep Tauhid semata yang menjalankan Ritual ibadah tetapi harus diejawantahkan dalam peradaban melaluiPengembangan Keilmuan, pembelaan hak- hak mIskin, dan menurut Al Afgahani faktor yang terpenting adalah Kesejahteraan rakyat miskin”
Penyebab lain kebangkitan islam dimasa kini,sebagian agama dan masyarakat, ialah kian meluasnya wawasan masyarakat muslim itu sendiri.sejak tahun – tahun pertama kemunculannya ,islam sudah mendapat tantangan,baik politik, spiritual dan cultural ini menjadi luar biasa berat dalam beberapa abad terakhir.sejarah islam akan sangat berbeda sebagaiman akan sangat berbedanya sejarah budhisme jika tempat kelahiranya adalah,katakanlah Indonesia.Tantangan terberat bagi semmua Negara islam saat ini adalah bidang kebudayaan, yakni”Kebudayaaan”dunia dalam pergaulan masyarakat materialistic yang makmur- merajalelanya obat bius,musik pop, dan pornografi yang mana merupakan sisi modernitas yang bersifat merusak.dalam bidang itulahislam menganggap barat sebagai sumber dekadensi dan kemerosotan moral.apalagi manakala persekutuan politik barat cenderung bertingkah sebagai penguasa yang tidak aspiratif,kaku, dan represif,sementara mitra politik setempatpun cenderung korup.Terhadap mereka, Islam Memiliki pandangan dan sikap korektif tersendiri.(artikel”soldiers of Allah Advance”)
Perlu dicatat bahwa pasca abad pertengahan islam lebih banyak berkutat dalam Restorasi (pengembalian) islam sebagai bentuk yang utuh yaitu seperti pada zamanya Rasulullah merekan merinduklan Islam dipimpin oleh para sahabat yang dalam hal ini bisa diakatakan Khalifah.dalam konteks keindonesiaan hal ini tditandai dengan lahir dan berkembangnya paham – paham radikalisme atau fundamentalisme sebagai ideology dan media untuk memperjuanhgkan segala keinginan politiknya,karena orientasi mereka bukan hanya Misi dakwah an sich tapi sudah merambah pada Multidimensi Kehidupan , sebut saja kelompok yang berafiliasi untuk merestorasi islam Antara lain:HTI (Seperti ikhwanul Muslimin Di Mesir), FPI, Jamah Islamiah dan kelompok reskonservatif lainya,yang mengiginkan islam Indonesia kembali pada peradaban zaman Rasulullah.Mereka mempunyai kubu yang kontra yang memang lahir dari keresahan intektual terhadap mirisnya islam yang stagnan teap kelompok ini menginginkan Islam tetapi islam tidak bias di pisahkan dari politik dan agama. dengan munculnya paham Liberalisme misalnya ada JIL (jaringan Islam Liberal) yang mengusung formulasi baru dari paradigma Islam, Kelompok Liberalis tersebut walaupun terkesan Bid’ah (inovasi) tetapi mereka berpandangan bahwa Islam perlu Reformasi (perubahan) , agar islam dapat survive ditengah terpaan peradaban yang dinamis.
Namun dalam perjalan bangsa Indonesia dewasa ini,perebutan dan pertentangan politik dan ideology kian meruncing dengan ditandainya aksi terorisme dengan mengatas namakan bangsa dan agama ,apaiun dalihnya Ideologi biukan untuk saling membunuh tapi harus dicari Ekletisnya di negeri ini.ketika kelompok- kelompok radikalisme dan Liberalisme sibuk untuk merebutkan status quo ideology mereka,mereka terlena dengan Substansi Islam sebagai agama peradaban yang akan membawa perbedaan menjadi satu sisi kemajuan jika di disikapi dengan Misi nasionalisme.
Islam Di Indonesia seakan – akan terlena oleh zaman,mereka lebih senang merebutkan kekuasaan dengan jalan politik praktis yang juga dengan tidak di imbangi kelompok oposisi dari islam itu sendiri sehingga kecarut marutan sangat terlihat.Islam dalam konteks ke Indonesiaan bukan hanya islam sebagai agama namun sudah saatnya islam berbaur dengan peradaban, Sehingga islam sebagi agama yang “Sholih fi kulli makani wa zaman “ yang mampu bmembawa negara dalam sisi spritualitas , keilmuan ,tekhnologi dan pengembangan sains,ekomomi,budaya dan yang berdasarkan konsep Islam, sebagaimana jamaludin Al afgahni mendorong bahwa kaum muslimin untuk menentukan nasib mereka sendiri.dia menyarankan agar dunia Islam tercipta sebagaiman mestinya,yaitu memperjuangkan kesejahteraan rakyat,mengentaskan kemiskinan dan pembelaan terhadap kaum – kaum marginal.sebagaiman Allah berfirman “ sesungguhnya,Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum jika mereka sendiri tidak mengubahnya” (QS.13:11),Al afgahni juga mengigatkan sengat kaum muslimin dengan mengingat kenagan masa silam yang gilang gemilang.Sebagaiman dengan tujuan bangsa ini.
Islam dan Demokrasi Di Indonesia
Dewasa ini indonesia disanjung oleh negara- nargara maju terhadap demokrasi yang dikembangkan di indonesia ,mereka menyatakan (Negara maju /kesatu) “Indonesia adalah salah satu negara dengan sistem demokrasi yang tersistematis dan paling baik” indikator ini adalah dengan dilaksanakannya pemilihan presiden secara langsung,seperti apa yang sudah terjadi sebelumnya ,sebuah formulasi negara yang diusung para Funding father kita mulai dari demokrasi terpimpin/ presidensiil dengan segala retorikanya,dan jugasampailah pada demokrasi pada dasa warasa ini yang cenderung pada demokrasi liberal ataupun kapitalis.
Konsep Syura dalam demokrasi Di Indonesia sejatinya sangat idealis dengan ketatanegaraan indonesia,karena dalam parlementer adalah Reperentasi dari seluruh perwakilan rakyat,sehingga Syura sangat cocok untuk menopang masyarakat indonesia yang Majemuk,islam menawarkan konsep tersebut karena dalam ajaran islam Allah berfirman “Fasyawirhum fil amri”prinsip musyawarah sangat dijunjung oleh islam, Nabi sendiri ketika memutuskan suatu perkara baik itu urusan pemerintahan maupun urusan agama tidak pernah meninggalkan mUsyawarah,terlepas dari Nabi sebagai Otoriternya yaitu Rasul dan Nabi yang mempunyai wahyu dan juga pemimpin negara.
Mengapa pada masa demokrasi terpimpin Islam turut mendukungnya hal itu tidak lepas dari konsep ynag ditawarkan oleh Presiden Soekarno pada saat itu,pada wakyu itu Islam yang diwakili oleh politikus Nu yaitu Idham Khalid menyetujuinya karena memandang demokrasi tersebut sangat cocok dengan konsep dan literatur Islam,Akhirnya dalam perjalananya pun banyak sekali ditemukan ketidak mapanan dan persinggungan yang memang dijadikan media dalam pertarungan politik,karena dalam Demokrasi tidak lepas dari partai politik praktis yang melibatkan Parpol,sedang dalam perjalanannya PARPOL yang sebagai jelmaan dari rakyat ternyata merebutkan kekuasaan dan Status Quo pada saat itu,akhirnya semuanya itu menjadi bumerang bagi negara dan bangsa ini dengan Munculnya pemberontakan G 30 s PKI dan gerakan – gerakan separatis lainya.
Jika diamati maka akan terjadi keseimbangan dan dealisme yang tinggi jika semua stakholders ada kemauan untuk membangun bangsa dan negara,yang perlu didukung okeh political will dan dan social will dari seluruh komponen bangsa, sehingga ekletisme islam sebagai hukum akan terlihat secara substansial dalam negara demokrasi yang pluralis sehingga islam sebagai rahmatal lil alamin akan menjadi real life.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar