Cari Blog Ini

Kamis, 01 Desember 2011

Membangun Team Work Part 2

oleh: Haerul Anam


Faktor-faktor penghambat kesuksesan team
1. Identitas pribadi anggotaanggota tidak sepenuh hati meleburkan diri dalam tim dikarenakan masih mencoba-coba cocok atau tidak cocok keberadaannya dalam tim.
2. Hubungan antar anggota timanggota tim yang tidak saling mengenal dan kurang bahkan tidak harmonis.
3. Identitas tim dalam organisasi,faktor ini terdiri dari dua aspek; pertama: kesesuaian atau kecocokan tim dalam organisasi, apakah misi yang dijalankan merupakan prioritas dalam organisasi?, apakah tim memeperoleh dukungan dari pimpinan organisasi?, kedua: pengaruh keanggotaan dalam tim tertentu terhadap hubungan dengan anggota di luar tim.

a. Motivasi juang dalam team work
Motivasi adalah keadaan atau kondisi internal individu (kadang diartikan sebagai kebutuhan, hasrat, atau keinginan) yang mendorong atau membentuk tingkah laku dalam bekerja
Salah satu tantangan berat yang sering dihadapi pimpinan adalah bagaimana ia dapat menggerakkan para anggotanya agar senantiasa mau dan bersedia mengerahkan kemampuan terbaiknya untuk kepentingan organisasi. Salah satu usaha ke arah itu ialah menimbulkan motivasi pada mereka.
Dalam ajaran Islam memotivasi orang agar mau melakukan sesuatu yang positif untuk pribadi dan sosial menjadi metoda yang ampuh, motivasi itu bisa berupa rasa takut kalau tidak mengerjakan, seperti tidak sholat akan mendapatkan siksa neraka, atau melakukan sholat karena ingin mendapatkan nikmat masuk sorga, kedua motivasi ini tidak begitu baik karena tidak dilandasi kesadaran jiwa yang baik. Motivasi yang paling baik adalah melakukan sesuatu karena menyenangi dan mencintainya diawali dari proses pemahaman atas sesuatu yang dikerjakan.

Proses Motivasi
Tiga model motivasi kerja
1.Model Tradisional
◦ Manusia bekerja untuk memaksimalkan kebutuhan pribadi
◦ Pilih pekerja yg tepat, latih sesuai pekerjaan, tugaskan pada pkj yg simpel dan rutin
◦ Mc Gregor mengasumsikan teori X; manager mengasumsikan pekerja itu malas, berperasaan , irrasional, tidak mampu mengendalikan diri dan disiplin.
Jadi == reward and punishment, dengan pengawasan ketat
◦ Kontra produktif
2. Model Hubungan Manusia
◦ Menyadari kelemahan model tradisional, mulai memperhatikan konteks sosial pekerja.
◦ Memperhatikan group dinamik dan hubungan interpersonal.
◦ Pelatihan bersama manager dan perkerja, yg meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal.
3. Model sumberdaya Manusia
◦ Theory Y dari Mc. Gregor: dalam kondisi layak, rata-rata pekerja menunjukkan kemampuan pengaturan diri, tanggung jawab, dan inisiatif.
◦ Kebanyakan pekerja akan lebih memotivasi diri dari kebutuhan pekerjaan.
◦ Jadi tugas manager adalah menciptakan kondisi yang kondusif.
Para pekerja lebih partisipatif pada hal-hal penting dan relevan.
Yang paling sederhana memotivasi anggota agar mau mengerjakan sesuatu ialah dengan menyediakan kebutuhannya, untuk itu barangkali tidak ada salahnya kalau di sini dikemukakan teori kebutuhan dasar manusia menurut maslow. Bukan berarti teori maslow tidak punya kelemahan tetapi teori ini dapat mewakili dari sekian teori yang ada. Maslow menyatakan bahwa manusia dilengkapi dengan lima kebutuhan:

1. Physiological needs, Kebutuhan-kebutuhan fisiologis (fa'ali). Kebutuhan fisiologis, adalah kebutuhan yang berkaitan langsung dengan kelangsungan hidup manusia, sehingga pemuasannya tidak dapat ditunda. Kebutuhan dasar biologis ini antara lain meliputi kebutuhan makan, minum, oksigen, istirahat, aktif, keseimbangan termperetur seks dan stimulasi sensorik. dari sini maka Maslow berkesimpulan bahwa memahami kebutuhan fisiologis manusia, utamanya kebutuhan makanan, merupakan aspek penting dalam memahami manusia secara keseluruhan

2. Self-security needs), Kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan., merupakan kebutuhan dasar kedua yang mendominasi dan memerlukan pemuasan setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi. Adapun yang masuk dalam kategori kebutuhan akan keamanan antara lain adalah: keamanan, kemantapan, ketergantungan, perlindungan, bebas dari rasa takut, cemas dan ketakutan, kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas, kekuatan pada diri pelindung dan lain-lain. Karena kebutuhan akan keamanan dapat meliputi segala organisme dalam pemenuhannya.

3. Social and belongingness needs,Kebutuhan sosial dan rasa memiliki, yang termasuk dalam kebutuhan ini antara lain akan berkelompok. Afiliasi, interaksi, mencintai dan dicintai..Konsepsi Maslow tentang rasa cinta dan memiliki ini sangat berbeda dengan konsepsi psikoanalisis yang menyatakan bahwa akar perasaan cinta dan memiliki adalah seksualitas. Bagi Maslow, perasaan cinta dan memilikinya tidak hanya didorong oleh kebutuhan seksualitas. Namun lebih banyak didorong oleh kebutuhan akan kasih sayang. Semakna dengan definisi cinta yang dikemukakan oleh Karl Roger, bahwa cinta adalah, "keadaan dimengerti secara mendalam dan menerima sepenuh hati". Kebutuhan akan rasa cinta sangat vital bagi pertumbuhan dan perkembangan kemampuan seseorang. Jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi atau terhambat maka akan dapat menimbulkan salah penyesuaian.,

4. Self-esteem needs,kebutuhan akan harga diri berasal dari dua hal; Pertama, keinginan akan kekuatan, prestasi, kecukupan, keunggulan, kemampuan, dan kepercayaan diri; Kedua, nama baik, gengsi, prestise, status, kebenaran dan kemuliaan, dominasi, pengakuan, perhatian, arti penting, martabat, atau apriasi. Katagori pertama berasal dari diri sendiri, dan yang kedua berasal dari orang lain. Seseorang yang memiliki harga diri cukup akan memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi serta lebih produktif. Sementara orang yang kurang memiliki harga diri akan diliputi rasa rendah diri dan rasa tidak berdaya, yang berakibat pada keputusasaan dan perilaku neurotick.

5. Self actualization needs, Kebutuhan akan aktualisasi diri. Dorongan untuk aktualisasi diri tidak sama dengan dorongan untuk menonjolkan diri, atau keinginan untuk mendapatkan prestasi atau gengsi, karena jika demikian, sebenarnya dia belum mencapai tingkat aktualisasi diri. Ia masih dipengaruhi oleh sesuatu atau tendensi tertentu. Aktualisasi diri dilakukan tanpa tendensi apa pun. Ia hanya ingin menjadi dirinya, bukan yang lain. Meskipun hal ini bisa diawali atau didasari pemenuhan kebutuhan pada tingkat dibawahnya. Diakui oleh Maslow, bahwa untuk mencapai tingkat aktualisasi diri, seseorang akan dihadapkan pada banyak hambatan, baik internal maupun eksternal. Hambatan internal, yakni yang berasal dari dirinya sendiri., antara lain berupa ketidaktahuan akan potensi diri sendiri, keraguan dan juga perasaan takut untuk mengungkapkan potensi yang dimiliki, sehingga potensi tersebut seterusnya terpendam.

b. Membangun keyakinan dan kesadaran dalam team work
Untuk dapat melakukan sesuatu dengan baik diperlukan keyakinan dan kesadaran penuh mengenai apa yang dikerjakan dan untuk apa sesuatu itu dikerjakan. Bagi setiap mu'min/mu'minat keyakinan dalam mengerjakan sesuatu tentu disertai niat karena Allah sebagai puncak segala kebaikan dan inti dari keberadaan yang hakiki agar hasil dari pekerjaanya tidak hanya bermanfaat di dunia saja tetapi juga berharap menuai manfaat untuk di akhirat.
Kesadaran dan keyakinan memang tidak bisa dipaksakan, tapi harus muncul dari lubuk hati. Barangkali dengan Zikr dan Pikir bisa membantu tumbuhnya keyakinan dalam pengelolaan team kerja yang baik. Secara harfiah Zikr berarti mengingat Allah, sementara Pikr berarti meberdayakan akal. Zikr mebersihkan hati, Pikr mencerahkan nalar. Manusia yang ber-Pikr eksis di antara sesamanya, Zikr menggenapinya dengan eksis di mata Tuhannya.

Menurut A. Riawan Amin (2000) ZIKR sesungguhnya merupakan akronim dari ZERO BASE; hati jernih setiap saat, berhusnudzon memandan bersi dan jernih pada teman, bersahaja apa adanya tidak takut dikritik berani bertindak dan bertanggung jawab, IMAN; keyajinan penuh tehadap janji-janji Allah, Allah akan memberikan solusi masalah, mendatangkan rezeki diluar perhitungan manusia bagi orang taqwa dan bertawakkal kepada Allah (Q.S. 65:2-3). Iman akan menjadi pengawas bagi setiap anggota team work untuk menampilkan diri sebagai pribadi muslim yang utuh. Seorang muslim akan sigap menjadi penolong bagi siapapun yang membutuhkan, berkeja untuk organisasi sebaik mungkin. Iman membentuk militansi anggota team work. Hanya orang-orang militan yang mau berjuang keras untuk menaklukkan (conquering) dan merebut hati sesama.

Iman juga menentukan kita untuk tidak rakus menguasai sumber daya untuk kepentingan diri sendiri. KONSISTEN; Istiqomah dan Kaaffah, konsisten dalam arah tujuan, seperti yang terjadi pada Imam al-hafidz Ibn Hajar al-Asqalany kembali bergairah berkelana mencari ilmu gara-gara melihat tetesan air yang mampu melubangi batu, begipula yagn terjadi pada Thomas A. Edison, ia menemukan prinsip bola lampu pijar setelah 10 ribu kali melakukan percobaan, ia berkata "bukannya saya 10 ribu kali gagal menemukan materi yang benar untuk membuat lampu pijar, tetapi saya berhasil menemukan cara yang salah dalam membuat lampu pijar, yang membawa saya 10 ribu kali lebih dekat kearah bahan yang benar". Konsistensi yang sama juga diserukan kepada semua orang yang beriman (Q.S. 46: 13). Konsisten tidak selalu bicara tentang arah dan tujuan, konsisten juga bicara tentang cakupan, tentang keselarasan antara berbagai peran dan aspek dalam kehidupan berorganisasi dan pribadi (Q.S. 2: 208). RESULT ORIENTED; mengutamakan pencapaian sasaran, sasaran yang ingin dicapai tidak dibatasi kepuasan, dan kehormatan serta kesejahteraan duniawi tetapi juga kehormatan dan kesejahtreaan ukhrawi.

Konsep kedua adalah PIKR, manusia bisa mendayagunakan pikrnya sebagai pribadi atau individu. Ketika dia berkumpul dalam komunitas atau organisasi, daya pikr itu terus menjadi bagian yang menentukan apakah sebuah organisasi bisa berkembang atau tumbang. PIKR di sini merukan akronim dari Power sharing, untuk mengurangi risiko dari gagalnya penggunaan kewenangan yang terpusat, maka berbagi power menjadi keniscayaan. Mislanya dengan memecahnya atau mendelegasikan kepada pihak lain yang dianggap kopenten, Information Sharing , berbagi informasi terutama transparanasi dalam hal keuangan organisasi, dan memperluas informasi lain dalam kaitannya dengan organisasi akan menjadi daya pikat dan menumbuhkan semangat anggota team work, jangan sampai terjadi adanya broker informasi dalam organisasi karena akan menimbulkan kecemburuan anggota dan mempersempit ruang gerak team. Knowledge Sharing, berbagi pengetahuan merupakan suatu tuntutan sebuah organisasi agar semua anggota team dapat memahami segala apa yang dia hadapi secara bersama, ketimpangan dalam pengetahuan akan membuat team lambat bahkan tidak berjalan. Rewads Sharing, manusia sebagai makhluk sosial memerlukan penghargaan baik berupa material maupun non material. sebagaimana dikemukakan dalam teori hirarki kebutuhan Maslow.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar