Oleh: Haerul Anam
(Domisioner Ketua Rayon Tarbiyah 2010-2011)
PMII merupakan organisasi kemahasiswaan yang berasaskan keislaman dan kebangsaan. Islam yang dimaksud adalah nilai-nilai dan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah (ASWAJA) dengan berpedoman pada prinsip “almuhafadzotu ‘ala qodimishsh shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah”, artinya menjaga tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik. Kebangsaan adalah wilayah juang PMII yang menjaga dan mengembangkan pluralitas baik budaya, ras, suku, bangsa, bahkan agama sebagai kekayaan, keanekaragaman dan ciri khas bangsa Indonesia.
Secara harfiyah PMII sebagai singkatan dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, yang mengandung arti sebuah wadah pergerakan bagi kader-kader yang memiliki integritas tinggi yang tercermin dalam dinamika pergerakan sebagai hamba Allah SWT dengan citra diri Ulil Albab.
Motto PMII : berpikir ilmiah, berilmu amaliyah, beramal ilahiyah
Tri Khidmah : taqwa, intelektualitas, dan profesionalitas
Tri Komitmen : kejujuran, kebenaran, dan keadilan
Eka Citra Diri : Ulul Albab
Semboyan PMII : dzikir, pikir, dan amal sholeh yang artinya segala aktivitas pergerakan yang dilakukan senantiasa atas dasar daya akal yang berpikir dan dikembalikan pada ridho Allah SWT.
TUJUAN
Tujuan pergerakan terhadap anggotanya adalah terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang berbudi luhur, berilmu dan bertaqwa kepada Allah SWT, cakap serta bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmu pengetahuannya (AD/ART).
NILAI DASAR PERGERAKAN (NDP)
NDP merupakan pandangan yang mencerminkan keyakinan mutlak dan universal PMII terhadap Islam dengan menggunakan paradigma (cara berpikir) Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Bagi PMII NDP akan berfungsi sebagai:
a. Landasan bertindak dalam sikap langkah dan kebijakan
b. Landasan berpikir dalam mengungkapkan gagasan dan pendapat
c. Merupaka ruh dan motivasi kepada setiap anggotanya dalam segala aktivitasnya
Dalam komunikasi dan interaksi dengan siapapun, PMII senantiasa mengedepankan nilai-nilai aswaja yaitu tasamukh, tawasut, tawazun, ta’addul.
KELAHIRAN DAN PERJUANGAN PMII
PMII lahir berawal dari kongres besar IPNU pada tanggal 14-17 Maret 1960 di Kaliurang Yogjakarta, kemudian di tindaklanjuti pada tanggal 14-16 April 1960 dan dideklarasikan pada tanggal 17 April 1960. Lahirnya organisasi NU di tingkatan mahasiswa ini dipelopori oleh 13 orang, dan mengangkat sahabat Mahbub Junaidi sebagai ketua umum yang pertama.
PMII dilahirkan sebagai wadah perjuangan bagi kader-kader muda NU yang pada waktu itu selalu dimarjinalkan (disingkirkan) dalam arus kebijakan pemberdayaan sosial politik negara, akan tetapi PMII bukan dimaksudkan sebagai pemberontak negara, namun sebagai un powering (kekuatan) dalam konteks pemberdayaan masyarakat dengan mengedepankan kemandirian bersikap dan bertindak. Kemudian sebagai preassure group dalam konteks perpolitikan negara artinya dengan tetap menjaga independensinya PMII bertanggung jawab untuk senantiasa melakukan perlawanan terhadap segala bentuk hegemoni negara demi terbebasnya setiap warga negara dari ketidak adilan, kemiskinan, penjajahan HAM dan lain-lain sehingga gerak langkah juang PMII senantiasa memiliki obsesi terhadap Civil Society (Masyarakat Madani) sebagai Masyarakat Andalan (Immajiner Community).
Dalam perkembangannya PMII diupayakan menjadi wilayah aktualisasinya kreatifitas sesuai dengan kecenderungan dan bakat minat anggotanya seperti; jurnalistik, gender, wacana intelektual, dan lain-lain.
PENGKADERAN
Dalam upaya pengembangan dan pendidikan pengkaderan PMII memilki beberapa jenjang yang harus dilalui. Jenjang formal meliputi:
Tahap I : Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA), Pelatihan Kader Dasar (PKD), dan Pelatihan Kader Lanjutan (PKL)
Tahap II : Sedang jenjang informal dapat dilakukan dalam berbagai hal seperti Masa Ta’aruf, Diklat, Diskusi, dan lain-lain.
HUBUNGAN PMII DENGAN NU
Tidak bis dipungkiri PMII memiliki hubungan yang erat dengan NU, sehingga PMII melewati beberapa fase, dari Underbow (sebagai tangan panjang NU) sehingga dependen (masuk dalam struktur NU), kemudian independen (lepas dari struktur NU)pada deklarasi Murnajati tahun 1972, dan yang terakhir mendeklarasikan diri interdependensi PMII-NU pada Kongres X di Jakarta tahun 1991, yang artinya tidak berkaitan secara struktural tetapi berkaitan secara kultural. Hal ini dilakukan karena agar PMII tidak dapat di pengaruhi oleh elemen manapun termasuk NU dan membuka cakrawala kritis yang luas dan universal.
PMII CABANG PURWOKERTO
PMII Purwoketo di lahirkan pada Kongres PMII di Kaliurang Yogyakarta pada tanggal 25-29 Desember 1963 bersama 18 cabang yang lain. Dalam perjalanannya Cabang Purwokerto memiliki dinamika perkembangan yang cukup memuaskan. PMII mampu memiliki basis yang riil di kampus IAIN Walisongo (sekarang STAIN Purwokerto). Keberhasilan PMII di Purwokerto dapat dilihat dengan lahirnya tokoh-tokoh besar seperti Sahabat KH.Dr.Noer Iskandar Al-Barsany (alm), Khotibul Umam (DPR Pusat), Sahabat Imam Durori (Wakil Bupati Banyumas), Sahabat Musadad Bakhri Noor (DPRD Banyumas) dan lain-lain. Sekarang PMII Cabang Purwokerto memiliki 3 Komisariat dan 8 Rayon dari kader-kader STAIN, UNSOED, dan UMP.
PMII KOMISARIAT WALISONGO
PMII Komisarit Walisongo merupakan organisasi ekstra kampus tertua dan terbesar di Kampus STAIN. Dalam perkembangannya PMII selalu melahirkan kader-kader yang di percaya mahasiswa untuk duduk di Lembaga Kemahasiswaan. Sampai saat ini PMII Komisariat Walisongo memiliki 4 Rayon yaitu Syari’ah, Tarbiyah, Dakwah, dan Diploma, dengan kader kurang lebih seribu orang termasuk kader pelopor dan kader formal.
Kegiatan yang telah dilakukan oleh PMII Komisariat Walisongo akhir-akhir ini antara lain : Pengembangan internal seperti Pendidikan dan Pelatihan kader baik melalui jenjang formal (MAPABA dan PKD)maupun jenjang informal seperti Sekolah Alternatif Komisariat, diskusi, dan lain-lain.
“Kapan lagi kader muda Islam berada di garda depan dalam setiap dinamika perubahan……..”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar