Cari Blog Ini

Selasa, 29 November 2011

MEMBANGUN TEAM WORK

Oleh: Haerul Anam
1. Bangunan filosofis
Oraganisasi apapun nama dan bentuknya hendaknya menjadi wadah pengembangan manusia dengan baik, organisasi harus menjadi institusi yang adil memberikan 'kesempatan untuk mendapatkan pembelajaran yang sama' (equality of opportunity) baik secara kualitas maupun kuantitas bagi setiap siswa.

Ini didasarkan pada asumsi bahwa setiap manusia dilahirkan dengan tingkat kecerdasan bawaan yang sama, dan bahwa kemampuan lebih merupakan pencarian ketimbang bawaan (John Vaizey, 1962). Seorang manusia bisa menjadi lebih atau kurang cerdas di samping tergantung pada kondisi keluarga di mana ia pertama kali mengawali hidupnya, juga pada lingkungan sosial dan pendidikan yang ia alami. Di sinilah Sekolah atau madrasah diharapkan dapat memainkan peranan penting dalam membangun pembentukan intelektual, emosional dan spiritual peserta didik. Sekolah atau madrasah diharap mampu menjadi wadah pemupukan kecerdasan dan kreativitas setiap siswa, dan di atas segalanya, menjamin agar stiap setiap siswa mendapatkan kesempatan belajar yang sama dan layak.

Gagasan tentang sekolah atau madrasah yang berkeadilan dapat ditemukan dalam wacana kelompok kerja yang efektif (untuk selanjutnya kita sebut team yang efektif).Kontribusi utama dan fundamental 'team yang efektif' adalah komitmen agar lembaga tempatnya bernaung menjadi tempat yang kondusif dimana semua anggota dapat mencurahkan segala potensinya dengan baik.

Paradigma team work yang efektif sebaliknya mengukur keberhasilan siswa tidak dalam kondisi absolut di luar jangkauan organisasi-seperti latar belakang ekonomi atau pendidikan orang tua---tapi dalam hal nilai tambah (value added) yang bisa diberikan lembaga bagi pengembangan kemampuan tim. Filosofi bahwa keberhasilan akademis yang rendah dan perilaku ganjil siswa sebagai bagian dari sekolah secara pasti merupakan masalah individual siswa atau keluarganya tidak bisa lagi diterima. Latar belakang ekonomi anggota yang lemah atau kemampuan bawaan siswa yang minim tidak lagi relevan dijadikan alasan rendahnya prestasi siswa ( Townsend et. al., 1999). Justru di sinilah peran sesungguhnya sebuah sekolah atau madrasah yaitu membuat mereka manjadi manusia kreatif dan baik.Pernyataan ini tentunya tidak bermaksud menafikan peranan kemampuan intrinsik individu anggota serta pengaruh kelurga dalam membentuk kualitas moral atau intelektual siswa.

2. Bangunan team work


Team work ibarat sebuah bangunan yang keberadaanya dibentuk dari beberapa komponen, sama halnya dengan keberadaan team kerja dalam sebuah organisasi minimal terdiri dari ketua team, mungkin dibutuhkan wakil ketua, skretaris team, bendahara dan anggota, yang kesemuanya berupaya secara maksimal menyamakan visi, misi dan melaksanakannya bersama-sama sesuai tugas dan fungsinya untuk tujuan yang ingin dicapai oragnisasi yang telah diprogramkan ditunjang dengan biaya dan sarana lainnya. Di sekolah atau madrasah kepala sebagai pimpinan memegang peranan kunci dalam keberhasllan program sekolah, begitu juga para guru sebagai ujung tombak pelaksana kurikulum sangat penting posisinya, semangat, kreativitas serta kemampuan da loyalitas guru adalah kunci keberhasilan pendidikan di tingkat sekolah.Tenaga administrasi dan pembantu dan pembantu sekolah juga memegang peranan yang cukup penting, kinerja mereka sangat mendukung tercapainya program sekolah.Sarana dan prasarana, biaya adalah penunjang keberhasilan sekolah. Pendek kata dalam team work sumua komponen harus bersatu, karena semuanya merupakan satu bangunan yang bila satu tidak ada atau hilang bisda mengakibatkan robohnya bangunan tersebut cepat atau lambat tergantung pada posisi peran dan fungsinya. Delapan komponen pendidikan yang ditetapkan pemerintah akan membentuk bangunan team work pendidikan yang megah bila benar-benar ter-realisasiu dengan baik.

Kerja sama tim merupakan salah satu unsur fundamental dalam sebuah organisasi. Tim merupakan sekelompok orang yang memilki tujuan bersama (Fandi Tjiptono, 2000). Ada beberapa faktor yang mendasari dibentuknya team work:

1. Pemikiran dua orang atau lebih cenderung lebih baik daripada pemikiran satu orang saja.
2. Konsep sinergi [ 1+ 1 > 2 ], yaitu bahwa hasil tim jauh lebih baik daripada jumlah bagiannya (anggota individual).
3. Anggota tim dapat saling mengenal dan salin percaya, sehingga mereka dapat saling membantu,
4. Kerja sama tim dapat menyebabkan komunikasi terbina dengan baik.

Untuk dapat disebut sebagai tim, maka sekumpulan orang tertentu harus memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Ada kesepakatan terhadap misi tim, anggota tim harus memahami dan menyepakati misi tim agar bisa bekerja dengan efektif.
2. Semua anggota mentaati peraturan tim, suatu tim harus mempunyai peraturan atau tata tertib, sehingga dapat membentuk kerangka usaha pencapaian misi.
3. Ada pembagian tanggung jawab dan wewenang yang adil, tim dapat berjalan dengan baik apabila tanggung jawab dan wewenang didistribusikan dengan baik dan setiap anggota diperlakukan secara adil,
4. Orang beradaptasi terhadap perubahan, perubahan bukan saja tidak dapat dihindari tetapi juga diperlukan sekali, hanya saja keumuman orang sering menolak perubahan. Oleh karenanya setiap anggota tim harus dapat saling membantu dalam beradaptasi terhadap perubahan secara positif.

Menggarisbawahi kata perubahan dalam poin 4 bahwa kemampuan organisasi menyesuyaikan diri dengan tuntutan perubahan baik perubahan yang terjadi karena dorongan dari dalam (internal factor) maupun dorongan dari luar (faktor lingkungan). Dorongan dari dalam dapat timbul karena tuntutan perubahan sistem nilai dan norma kelompok. Sedangkan dorongan dari luar dapat terjadi karena interaksi organisasi dengan lingkungan sekitarnya, baik pada waktu menerima masukan maupun pada saat memberikan masukan. Dengan perkataan lain, disadari atau tidak, perubahan selalu terjadi dalam setiap organisasi. Duncan (dalam Adam Ibrahim I. 1983) mengatakan bahwa "perubahan dalam organisasi ada yang disengaja (direncanakan) dan tidak disengaja (tidak direncakan)".Membiarkan dan tidak berusaha untuk merencanakan perubahan atau mempengaruhi arah perubahan berarti melakukan perubahan tanpa rencana. Sebaliknya perubahan berencana merupakan usaha secara sadar dan sengaja dari suatu agen pengubah ( individu atau kelompok) untuk mengadakan perbaikan atas suatu sistem. Perubahan berencana berorientasi pada tujuan tertentU.
Karena perubahan organisasi merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari maka betapa pentingya menyusun suatu strategi agar perubahan itu dapat bermanfaat bagi kepentingan organisasi, atau sekurang-kurangnya tidak mengganggu kelancaran kelangsungan hidup organisasi. Dalam menjalankan tugasnya sebuah tim mungkin saja tidak mulus disebabkan hambatan-hambatan yang muncul diperjalanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar