Cari Blog Ini

Sabtu, 17 Desember 2011

Biografi Zakiah Darajat

BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan agama islam adalah pendidikan melalui ajaran-ajaran islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai pendidikan ia dapat memahami, meghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama islam yang sesuai dengan norma dan nilai yang ada. Sehingga ia nanti mampu menjadikan pendidikan agama sebagai suatu pandangan hidup untuk keselamatan an kesejahteraan didunia maupun diakhirat. Pendidikan agama juga dapat sebagai pendidikan akhlak, kerena dengan pendidikan agama yang tepat maka individu tersebut dapat memiliki akhlak yang baik dan kuat dengan landasan agama yang kuat.
Salah satu tokoh wanita yang cukup berperan dalan dunia pendidikan agama islam adalah Prof. Dr. Zakiah Darajat, dimana beliau merupakan tokoh yang multi dimensional. Karena ia tidak hanya dikenal sebagai psikolog, tetapi juga mubaligh, penulis, dan pendidik.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Zakiah Darajat
Zakiah Darajat adalah salah satu tokoh wanita yang memiliki pengaruh cukup banyak dalam dunia pendidikan, terutama dalam pendidikan islam. Zakiah Darajat lahir di Kampung Kotamerapak, kecamatan Ampek Angkek, Bukit Tinggi, Sumatra Barat, pada tanggal 6 November 1929. Beliau adalah anak dari Daradjat Ibn Husein dan Rapi’ah binti Abdul Karim . Pada mulanya Zakiah belajar di Standard School Muhammadiyah, di Bukti Tinggi pada tahun 1944, Kuliyatul Mublighat, di Padang Panjang tahun 1947, kemudian melanjutkan ke SMA Bukit Tinggi tahun 1951, kemudian ia mendaftar di Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri di Yogyakarta dan Universitas Islam Indonesia pada tahun 1955, dan pada tingkat IV Fakultas Tarbiyah ia di tawari untuk meneruskan ke Universitas Ein Shams, di Kairo, Mesir untuk melajutkan doktornya pada tahun 1964. Belajar delapan setengah tahun disana ia belajar ilmu dengan spesialis psikoterapi. Setelah selesai dan pulang ke kota kelahirannya ia langsung bekerja pada Departemen Agama sampai Maret 1984. Zakiah Darajat menjabat Direktur Pembinaan Agama Islam dan ia adalah satu-satunya wanita anggota DPA dan ia juga membuka praktek konsultasi psikologi di kediamannya. Pada tahun 1960-an ia juga menjadi guru besar dan memimpin Fakultas Pasca-Sarjana di IAIN Jakarta dan Yogyakarta. Kemudian karirnya semakin padat diantaranya yaitu :
1. Pegawai Biro Perguruan Tinggi Departemen Agama (1964-1967)
2. Kepala Dinas Perguruan Penelitian dan Kurikulum pada Direktorat Perguruan Tinggi Agama (1967-1972)
3. Direktur Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam (1972-1974)
4. Direktur Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam (1977-1984)
5. Anggota DPA-RI (1983-1988)
6. Guru Besar IAIN Jakarta (1984-sekarang)
Disiplin ilmu kehlian yang ditekuni dan disosialisaskan secara konsisten, tak kenal lelah dan bosan, adalah tentang Psikologi Agama dan Kesehatan Mental. Hal ini direlisasikan melalui berbagai media buku, artikel, makalah dalam diskusi atau seminar, juga melalui ceramah deberbagai forum, radio dan televisi serta dalam mengajar di berbagai lembaga pendidikan.

B. Pendidikan Agama
Langkah Zakiyah Darajat untuk membenahi lembaga pendidikan agama dalam perannya yang tidak hanya di masyarakat tetapi juga di institut, sehingga dapat memperlancar keinginannya untuk mengintegrasikan pendekatan agama dengan ilmu pengetahuan modern dengan merujuk berbagai literature Barat maupun Islam. Langkahnya antara lain yaitu dengan mengupayakan terbentuknya kurikulum standard dari pemerintah bagi lembaga pendidikan islam, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun masyarakat . Perhatian Zakiah untuk mengembangkan dunia pendidikan islam ini tidak terbatas pada pendidikan tinggi serta lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan pemerintah. Zakiah merintis pendidikan untuk anak-anak dan remaja, termasuk bagi mereka yang kurang mampu, yakni dengan mendirikan yayasan dan lembaga pendidikan ruhana. Selain itu ia juga meluangkan waktu untuk mengisi acara keagamaan diberbagai media .
Pentingnya pendidikan agama adalah sebagai sarana untuk membentuk kesehatan mental manusia. Karena pendidikan agama mempunyai peran fundamental untuk menunbuhkan potensi-potensi fitrah manusia yang bersifat spiritual dan kemanusiaan. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan makna hidup hakiki, yakni membentuk manusia modern yang sehat secara biologis dan spiritual. Hidup yang dimaksud adalah bahwa pada sosok manusia yang mampu menyesuaikan dengan diri sendiri, orang lain, dan masyarakat serta lingkungan dimana ia hidup. Menurut Zakiah pendidik harus selalu memikirkan moral, tingkah laku, dan sikap yang harus ditumbuhkan dan dibina pada anak didik. Hal ini karena pendidikan agama yang sudah dibiasakan sejak kecil akan dapat menumbuhkan kebiasaan berakhlak baik dan nantinya saat dewasa ia akan tetap pada jalur yang benar, karena apabila saat dewasa ia melakukan pelanggaran norma ia akan mengalami kegoncangan jiwa. Namun hal ini juga tidak terlepas dari pengajaran orang tua saja, tetapi juga peran sekolah serta masyarakat juga berpengaruh.
Peran sekolah dalam pendidikan agama islam dapat diperoleh melalui bimbingan, latihan, dan pelajaran yang dilaksanakan yang sesuai dengan perkembangan jiwanya, akan menjadi bekal yang amat penting bagi kehidupannya dimasa yang akan datang. Pendidikan agama dan pendidikan akhlak pada unur sekolah ini adalah refleksi dari keimanan dalam kehidupan nyata. Agama akan membantu anak dalam pengendalian diri. Jika bakal keimanan dan pengetahuan agama yang sesuai dengan perkembangan jiwanya cukup mantap maka agama akan sangat menolongnya dalam bergaul, bermain, berperangai, bersikap .

C. Pemikiran Zakiah Darajat
Zakiah Darajat memiliki pendirian bahwa Al Qur’an dan Hadits harus menjadi rujukan pertama dan utama bagi setiap muslim. Bagi Zakiah Darajat pengenalan ajaran agama harus diberikan secara tepat kepada seseorang dengan jalan memehami perkembangan dan pertumbuhan kejiwaaan mereka.. ini berarti bahwa ajaran agama yang deberikan dan ditularkan secara sadar kepada anak-anak atau remaja akan menjadi unsur penting dalam pembentukan personality (kepribadian) mereka. Zakiah juga menganggap pemahaman terhadap psikologi akan membantu seseorang mampu mengarahkan pendidikan agama secara tepat terhadap seseorang. Zakiah juga percaya bahwa pendidikan agama harus diberikan lebih dini lagi, yaitu kepada mereka yang akan menikah atau bahkan kepada orang yang akan mencari jodoh.
Pemikiran Zakiah Darajat di bidang pendidikan agama banyak mempengaruhi sistem pendidikan di Indonesia.pendidikan agama sebagai satu bidang studi, dan pendidikan agama sebagai lembaga pendidikan agama seperti madrasah dan pesantren. Saat beliau menjabat sebagai Direktur Pendidikan Agama, beliau melatarbelakangi lahirnya Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri pada 24 Maret 1975, mengenai kedudukan madrasah dalam system pendidikan nasional. Melalui SKB Tiga Menteri tersebut, maka kurikulum madrasah tidak lagi 100% agama, tetapi berubah menjadi 70% untuk mata pelajaran umumdan 30% untuk mata pelajaran agama. Ijasah madrasah sama nilainya dengan ijasah sekolah umum sesuai dengan tingkatnya. Dengan demikian, tamatan madrasah bisa melanjutkan ke sekolah umum, sebaliknya tamatan sekolah umum mempunyai kesempatan untuk melanjutkan ke madrasah. Hal ini karena Zakiah menginginkan adanya penghargaaan terhadap status madrasah. Salah satu isi SKB tiga menteri ini menyatakan bahwa madrasah ibtidaiyah setingkat dengan sekolah dasar.
Zakiah Darajat juga secara konsisten memberikan perhatian yang sangat intensif terhadap pendidikan agama, baik dalam keluarga maupun pada lembaga pendidikan lain, baik pada jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah. Beliau juga menekankan perlunya memhami karakteristik perkembangan dari peserta didik maupun kait-kiat untuk mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi sehari-hari, baik yang disebabkan oleh perkembangan individu tersebut maupun karena perkembangan-perkembangan masyarakat yang sangat cepat di era ini. Beliau juga meneekankan peren penting lembaga-lenbaga pendidikan termasuk keluarga, terutama paea pendidiknya. Menurut Zakiah dengan memahami dan menguasai kiat-kiat tersebut nantinya dapat memaksimalkan potensi-potensi yang ada pada mereka. Hal ini karena pendidikan agama memiliki basis psikologi sebagai alat untuk memahami orang-orang atau individu-individu penerima layanan jasa pendidikan. Prinsip-prinsip konseling yang beliau terapkan merupakan salah satu pendekatan yang sangat efekif untuk diterapkan dalam berbagai lingkungan pendidikan .
Pendidikan islam ini sangat erat hubungannya dengan kesehatan mental, karena pendidikan islam adalah unsure terpenting dalam pembangunan mental. Karena pentingnya agama dalam pembangunan mental, maka pendidikan agam dilakukan secara intensif . ditujukan untuk mempeebaiki kesehatan mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain. Pendidikan islam dalam hal ini tidak hanya bersifat teoritis saja, namun juga praktis. Karena dalam pendidikan islam berisi ajaran-ajaran tentang sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat, menuju kesejahteraan hidup perseorangan dan bersama. Pendidikan agama ini merupakan bagian pendidikan yang amat penting yang berkenaan dengan aspek-aspek sikap dan nilai, antara lain akhlak dan keagamaan. Sehingga dalam hal ini pendidikan agama tidak hanya menjadi tanggung jawab keluarga saja, tetapi juga masyarakat serta pemerintah.
Pendidikan agama ini perlu dilaksanakan sebaik-baiknya karena hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menyelamatkan generasi muda yang akan datang. Oleh karena itu upaya untuk menyelamatkan dan pembangunan ini memerlukan perhatian, terutama keluarga, sekolah (lembaga pendidikan), pimpinan-pimpinan dan orang berwenang dalam masyarakat, khususnya pemerintah. Pelaksanaan pendidikan ini juga tidak boleh berbeda antara penddikan yang diterima di dalam rumah dan di sekolah, karena apabila hal ini terjadi maka akan menghambat pembangunan kesehatan menta yang sehat, akan membawa kepada kegoncangan iman dan keragu-raguan pada agama. Pelaksanan pendidikan ini dapat tercermin dan terjadi dalam pengalaman, perlakuan dan percontohan dalam hidup..mental agama ibi harus terjadi daam keluarga, sekolah dan masyarakat.
Peran wanita dalam membina mental dalam kehidupan sehari-hari sangat berpengaruh, hal ini karena wanita dalam hidup dikeluarga memiliki dua pandangan, yakni wanita berperan menjadi seorang istri dan juga sebagai seorang ibu, dimana wanita sebagai seorang istri memiliki kewajiban untuk tetap bisa membahagiakan suami dalam keadaan apapun, dan wanita sebagai seorang ibu ia mampu untuk mendidik anaknya agar memiliki suatu kebiasaan yang cukup bagus bagi kehidupan ukhrawi dan duniawai. Apabila ibu dan bapaknya mengerti agama dan menjalankannya dengan taat dan tekun. Maka perkembangan yang mempengaruhi sehatnya perkembangan mental akan semakin mendukung. Wanita dalam hal ini berperan dalam segala kehidupan, oleh Karena ituwanita dalam melaksanakan berbagai peran harus dapat menjaga dirinya. Zakiah Darajat dan Noeng Muhadjir berpendapat bahwa konsep pendidikan islam mencakup kehidupan manusia seutuhnya, tidak hanya memperhatikan dan mementingkan segi akidah (keyakinan), ibadah (ritual), dan akhlak (norma-etika) saja, tetapi jauh lebih luas dan dalam dari pada itu. Jadi ruang lingkup pendidikan islam meliputi :
1. Setiap proses perubahan menuju ke arah kemajuan dan perkembangan berdasarkan ruh ajaran islam.
2. Perpaduan antara pendidikan jasmani, akal (intelektual), mental, perasaan (emosi), dan rohani (spiritual).
3. Keseimbangan antara jasmani-rohani, keimanan-ketakwaan, pikir-dzikir, ilmiah-alamiah, materiil-spiritual, individual-sosial, dan dunia-akhirat.
4. Relisasi dwi fungsi manusia, yaitu fungsi peribadatan sebagai hamba Allah dan fungsi sebagai kekhalifahan sebagai khalifah Allah.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Peran Zakiah Darajat dalam Pendidikan Islam merupakan salah seorang yang memberikan dampak yang cukup terlihat. Karena perhatian ZAkiah untuk mengembangkan dunia pendidikan islam tidaj terbatas pada pendidikan tinggi serta lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan pemerintah. Zakiah juga merintis pendidikan untuk anak-anak dan remaja, termasuk bagi mereka yang kurang mampu, dengan mendirikn yayasan dan lembaga pendidikan ruhani. Selain itu, Zakiah juga meluangkan waktu untuk mengisi acara keagamaan diberbaga media. Zakiah juga merupakan tokoh wanita Indonesia, terutama wanita muslim dalam dinamika percaturan nasional, baik di bidang pendidikan, maupun social politik. Zakiah juga selalu berusaha untuk menyeimbangkan antara duniawi dan juga ukhrwi untuk kehidupan yang lebih baik lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Badri Yatim, dkk, Perkembangan Psikologi Agama & Pendidikan Islam di Indonesia, Ciputat : PT Logas Wacana Ilmu, 1999
Zakiah Darajat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Bandung : PT Remaja Rosadakarya, 1995
___________, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, Jakarta : Bintang Bulan, 1975
¬¬¬____________, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2008
____________, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : Bulan Bintang, 1970
Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat, Yogyakarta, 2009
Moh. Roqib, Nurfuadi, Kepribadian Guru, Yogyakarta : Grafindo Litera Media, 2009

1 komentar:

  1. saya butuh buku ini Badri Yatim, dkk, Perkembangan Psikologi Agama & Pendidikan Islam di Indonesia, Ciputat : PT Logas Wacana Ilmu, 1999..
    kamu punya? email sya pleasse yulia.adriani@gmail.com

    BalasHapus