Cari Blog Ini

Kamis, 12 April 2012

Resume Kepemimpinan dalam pendidikan

A. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan menurut Amitai Etzioni adalah kekuatan (power) yang didasarkan atas tabiat/watak seseorang yang memiliki kekuasaan lebih, biasanya bersifat normative. Menurut James Lipham, Kepemimpinan adalah permulaan dari suatu struktur atau prosedur baru untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran organisasi atau untuk mengubah tujuan-tujuan dan sasaran organisasi. Sedangkan menurut Ralph M. Stogdill Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan suatu kelompok yang diorganisasi menuju kepada penentuan dan pencapaian tujuan. Demikian beberapa definisi tentang kepemimpinan yang masing-masing tokoh berbeda pendapat tentang pengertian dari kepemimpinan tersebut, namun menurut saya bahwa yang dimaksud dengan kepemimpinan adalah suatu proses dimana seorang pemimpin memimpin organisasi yang dia pimpin. Kepemimpinan yang dia lakukan bisa baik dan juga bisa kurang baik. Menurut fred E. Fiedler, pemimpin ialah individu di dalam kelompok yang memberikan tugas-tugas pengarahan dan pengoordinasian yang relevan dengan kegiatan-kegiatan kelompok. Kepemimpinan dalam organisasi berarti penggunaan kekuasaan dan pembuatan keputusan-keputusan. Hakikat kepemimpinan organisasi adalah penambahan pengaruh (influential increment) terhadap dan di atas pelaksanaan mekanis pengarahan-pengarahan rutin dari suatu organisasi. Kepemimpinan terjadi di dalam kelompokdua orang atau lebih, dan pada umumnya melibatkan pemberian pengaruh terhadap tingkah laku anggota kelompok dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan-tujuan kelompok. B. Pendekatan-pendekatan Kepemimpinan Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan terkait dengan kepemimpinan, diantaranya sebagai berikut : 1. Pendekatan sifat Keberhasilan atau kegagalan seseorang banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh sifat-sifat yang dimiliki oleh pribadi si pemimpin tersebut. Sifat-sifat itu ada karena pembawaan atau keturunan. Jadi,menurut pendekatan ini, seseorang menjadi pemimpin karena sifat-sifatnya yang dibawa sejak lahir, bukan karena dibuat atau dilatih. 2. Pendekatan perilaku Pendekatan prilaku (behavioral appoach) merupakan pendekatan yang berdasarkan pemikiran bahwa keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh sikap dan gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pemimpin tersebut. Sikap dan gaya kepemimpianan itu tampak dalam kegiatannya sehari-hari, dalam hal bagaimana cara pemimpin itu memberikan perintah, membagi tugas dan wewenangnya, cara berkomunikasi, cara mendorong semangat kerja bawahan, cara menyelenggarakan dan memimpin rapat anggota, cara mengambil keputusan, dan sebagainya. 3. Pendekatan kontingensi/ situasional Pendekatan ini didasarkan atas asumsi bahwa keberhasilan kepemimpinan suatu organisasi atau lembaga tidak hanya bergantung pada atau dipengaruhi oleh prilaku dan sifat-sifat pemimpin saja. Tiap-tiap organisasi atau lembaga memiliki cirri-ciri khusus dan unik. Bahkan organisasi atau lembaga yang sejenis pun akan mengahadapi masalah yang berbeda karena lingkungan yang berbeda, semangat dan watak bawahan yang berbeda, situasi yang berbeda-beda ini harus dihadapi dengan prilaku kepemimpin yang berbeda pula. 4. Pendekatan kepemimpinan path goal Pendekatan ini lebih menitik beratkan pada bagaimana sosok pemimpin tersebut, apakah berwibawa atau tidak. 5. Pendekatan siklus kehidupan Siklus kehidupan merupakan salah satu komponen yang sangat mempengaruhi suatu kepemimpinan. Siklus kehidupan yang damai stabil akan menciptakan pemimpin yang tenang dan ramah. Berbeda jika suasana yang kurang baik. C. Model-model Kepemimpinan Pendekatan situasional atau pendekatan kontingensi akan melahirkan banyak model kepemimpinan. Beberapa model kepemimpinan yang akan diutarakan di sini adalah model kepemimpinan kontingensi Fielder, model kepemimpinan tiga dimensi, dan kepemimpinan lima faktor. 1. Model kepemimpinan kontingensi Fielder Model kepemimpinan ini dikembangkan oleh Fred E. Fielder. Dia berpendapat bahwa keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya ditentukan oleh suatu gaya kepemimpinan yang diterapkannya. Dengan kata lain, tidak ada seorang pemimpin yang dapat berhasil hanya dengan menerapkan satu macam gaya untuk semua situasi. Seorang pemimpin cenderung akan berhasil menjalankan kepemimpinannya apabila menerapkan gaya kepemimpinan yang berlainan untuk menghadapi situasi yang berbeda. 2. Model kepemimpinan tiga dimensi Pendekatan atau model kepemimpinan ini dikemukakan oleh William J. Reddin. Model ini dinamakan Tree-dimensional-model karena dalam pendekatannya menghubungkan tiga kelompok gaya kepemimpinan, yang disebutnya gaya dasar, gaya efektif, dan gaya tak efektif menjadi satu kesatuan. 3. Model kontinum berdasarkan banyaknya peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan. Pengembangan model kepemimpinan ini adalah Vroom dan Yetton. Keduanya berpendapat bahwa ada dua macam kondisi utama yang dapat dijadikan dasar bagi pemimpin untuk mengikutsertakan atau tidak mengikutsertakan bawahan dalam pembuatan keputusan. Dua macam kondisi ialah: (1) tingkat keefektifan teknis di antara para bawahan dan (2) tingkat motivasi serta dukungan para bawahan. D. Tipe atau gaya kepemimpinan Adapun gaya-gaya kepemimpinan yang pokok, atau dapat disebut ekstrim ada lima, yaitu (1) Otokratis, (2) Militeristis, (3) Paternalistis, (4) Karismatis, dan (5) Demokratis. 1) Kepemimpinan yang otokratis Seorang pemimpin yang otokratis: a) Menganggap orang yang dipimpinnya sebagai milik pribadi. b) Mengidentifikasikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi. c) Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata. d) Tidak mau menerima pendapat, saran, dan kritik dari anggotanya. e) Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya. f) Caranya menggerakan bawahan dengan pendekatan paksaan dan bersifat mencari kesalahan/ menghukum. 2) Militeristis Seorang pemimpin yang militeristis memiliki sifat-sifat: a) Dalam menggerakan bawahan sering menggunakan cara perintah. b) Dalam menggerakan bawahan senang bergantung pada pangkat/ jabatannya. c) Senang kepada formalitas yang berlebihan. d) Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku pada bawahan. e) Sukar menerima kritikan atau saran dari bawahannya. f) Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan. 3) Paternalistis Seorang pemimpin yang paternalistis; a) Menganggap bawahan sebagai manusia yang tidak dewasa. b) Bersifat terlalu melindungi (overprotective) c) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan. d) Hamper tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif sendiri. e) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan kreasi dan fantasinya. f) Sering bersikap mahatahu. 4) Karismatis Ciri-ciri seorang pemimpin yang karismatis: a) Mempunyai daya tarik yang sangat besar, karena itu umumnya mempunyai pengikut yang besar jumlahnya. b) Pengikutnya tidak dapat menjelaskan, mengapa mereka tertarik mengikuti dan menaati pemimpin itu. c) Dia seolah-olah memiliki kekuatan gaib (superanatural power). d) Karisma yang dimilikinya tidak bergantung pada umur, kekayaan, kesehatan, ataupun ketampanan si pemimpin. 5) Demokratis Pemimpin yang demokratis memiliki sifat-sifat: a) Dalam menggerakan bawahan bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu mahluk yang termulia di dunia. b) Selalu berusaha untuk menyinkronkan kepentingan da tujuan organisasi dengan kepentingandari tujuan pribadi bawahan. c) Mengutamakan kerja sama dalam mencapai tujuan. d) Senang menerima saran, pendapat, dan kritik dari bawahan. e) Memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada bawahan, dan membimbingnya. f) Mengusahakan agar bawahan dapat lebih sukses daripada dirinya. g) Selalu mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin. E. Sifat-sifat pemimpin Elsbree dan Reutter mengemukakan syarat-syarat bagi seorang pemimpin pendidikan yang baik seharusnya memiliki: 1) Sifat-sifat personal dan social yang baik, 2) Kecakapan intelektual, 3) Latar belakang pengetahuan yang sesuai, 4) Filsafat pendidikan dan bimbingan, 5) Kecakapan dan sikap terhadap pengajaran dan teknik-teknik mengajar, 6) pengalaman professional dan nonprofessional, 7) potensi untuk mengembangkan profesinya, dan 8) kesehatan fisik dan mental. Beberapa sifat-sifat pemimpin yang baik menurut para tokoh yang lain, diantaranya ialah: 1) Rendah hati dan sederhana, 2) Bersifat suka menolong, 3) Sabar dan memiliki kestabilan emosi, 4) Percaya pada diri sendiri, 5) Jujur, adil, dan dapat dipercaya, 6) Keahlian dalam jabatan. F. Kepala dan pemimpin Kepala dan pemimpin sebenarnya merupakan dua pengertian yang tidak identik. Keduanya ada persamaan dan perbedaanya. Persamaannya ialah keduanya sama-sama menghadapi/ mengepalai kelompok dan bertanggung jawab atas yang dipimpin/dikepalainya. Sedangkan perbedaan keduanya ialah: 1) kepala bertindak sebagai penguasa, sedangkan pemimpin bertindak sebagai organisator dan coordinator, 2) kepala bertanggung jawab terhadap pihak ketiga, atasnya, pemimpin bertanggung jawab terhadap kelompok yang dipimpinnya, 3) kepala tidak selalu merupakan bagian dari kelompok, sedangkan pemimpin merupakan bagian dari kelompok, 4) kekuasaan kepala biasanya berasal dari peraturan-peraturan atau dari pihak ketiga, sedangkan kekuasaan pemimpin berasal dari kepercayaan anak buah/kelompoknya, 5) kelompok/anak buah seorang kepala biasanya bukan atas kemauan sendiri, melainkan ditunjuk oleh peraturan-peraturan (karena ada pengangkatan seorang ketua dari pihak ketiga), sedangkan pemimpin diangkat oleh anggota-anggotanya dan dianggap anggota dari kelompoknya. G. Peranan seorang pemimpin Seorang ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa peranan seorang pemimpin yang baik dapat disimpulkan menjadi 13 macam: a) Sebagai pelaksana (executive) Seorang pemimpin tidak boleh hanya memaksakan kehendak sendiri terhadapkelompoknya. Ia harus menjalankan/memenuhi kehendak dan kebutuhan kelompoknya, juga program atau rencana yang telah ditetapkan bersama. b) Sebagai perencana (planner) Seorang pemimpin yang baik harus pandai membuat dan menyusun perencanaan sehingga segala sesuatu yang diperbuatnya bukan secara sembarangan, tetapi segala tindakan diperhitungkan dan bertujuan. c) Sebagai seorang ahli (expert) Ia haruslah mempunyai keahlian, terutama keahlian yang berhubungan dengan tugas jabatan kepemimpinan yang dipegangnya. d) Mewakili kelompok Ia harus menyadari bahwa baik buruk tindakanya di luar kelompoknya mencerminkan baik buruk kelompok yang dipimpinnya. e) Mengawasi hubungan antaranggota kelompok Menjaga jangan sampai terjadi perselisihan, dan berusaha membangun hubungan yang harmonis dan menimbulkan semangat bekerja kelompok. f) Bertindak sebagai pemberi ganjaran /pujian dan hukuman. Ia harus dapat membesarkan hati anggota-anggotanya yang giat bekerja dan banyak sumbangannya terhadap kelompoknya, dan berani pula menghukum anggota yang berbuat merugikan kelompoknya. g) Bertindak sebagai wasit dan penengah Dalam menyelesaikan perselisihan ataupun menerima pengaduan di antara anggota-anggotanya, ia harus dapat bertindak tegas, tidak pilih kasih ataupun mementingkan salah satu golongan. h) Merupakan bagian dari kelompok Pemimpin bukanlah seorang yang berdiri di luar atau di atas kelompoknya. Ia merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kelompoknya. Dengan demikian, segala tindakan dan usahanya hendaklah dilakukan demi tujuan kelompoknya. i) Merupakan lambang kelompok Sebagai lambang kelompok, ia hendaknya menyadari bahwa baik-buruknya kelompok yang dipimpin nya tercermin pada dirinya. j) Pemegang tanggung jawab Ia bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan anggota-anggotannya yang dilakukan atas nama kelompok. k) Sebagai pencipta/memiliki cita-cita Seorang pemimpin hendaknya mempunyai suatu konsepsi yang baik dan realistis, sehingga dalam menjalankan kepemimpinannya mempunyai garis yang tegas menuju rah yang telah dicita-citakan. l) Bertindak sebagai seorang ayah Tindakan pemimpin terhadap anak buah/kelompoknya hendaknya mencerminkan tindakan seorang ayah terhadap anak-anaknya. m) Sebagai “kambing hitam” Seorang pemimpin haruslah menyadari bahwa dirinya merupakan tempat melemparkan kesalahan/keburukan yang terjadi di dalam kelompoknya. Oleh karena itu dia harus pula mau dan berani turut bertanggung jawab tentang kesalahan orang lain/anggota kelompoknya. Daftar Pustaka Ngalim Purwanto, M., 2006, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya. Sutarto, 1986, Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

2 komentar:

  1. Masih bercampur tu, tidak beraturan. coba untuk mengetik nya di compose tu. dan hasilnya akan lebih baik.

    BalasHapus
  2. ok...terima kasih atas masukannya mas.

    BalasHapus