Cari Blog Ini

Kamis, 15 Maret 2012

"potret pendidikan indonesia"



Persoalan pendidikan adalah persoalan hidup dan kehidupan manusia yang senantiasa terproses dan berkembang dalam kehidupannya. Pendidikan sudah menjadi jantung sebuah negara yang tidak bisa dipisahkan dengan kemajuan negara tersebut. Hal ini sangat jelas, mengingat pendidikan merupakan hal urgen yang bisa dijadikan tolak ukur. Apabila pendidikan di sebuah negara tersebut maju dan berkualitas tinggi, biasanya negara tersebut juga menjadi sebuah negara yang berkualitas dan diperhitungkan oleh negara-negara lain. Begitu juga apabila tingkat pendidikan di sebuah negara tersebut terpuruk, maka bisa dipastikan stabilitas dan proses pemerintahannya pun akan banyak bermasalah.
Wajah dunia pendidikan nasional merupakan representasi paling pas dari kondisi yang kini tengah melanda bangsa Indonesia. Sistemnya yang carut-marut, visi dan orientasinya yang tak jelas, dan pengelolaannya yang asal jalan semakin memperjelas wajah Indonesia di mata dunia. Tanpa perubahan yang mendasar tersebut, pendidikan tidak akan pernah bisa memiliki mutu dan kualitas yang diharapkan. Pendidikan memang bukan satu-satunya hal dari negara ini yang harus kita cermati, namun pendidikan sangat penting untuk membangun peradaban dan kepribadian bangsa ini.
Masih banyaknya rakyat Indonesia yang masih buta huruf dan tidak bisa mengecap pendidikan tentu saja menjadi sebuah tanda tanya besar. Hal ini mungkin bertolak belakang dengan tujuan semula bangsa ini. Yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan menjamin pendidikan untuk rakyatnya. Sebagaimana telah dinyatakan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2 yang mengamanatkan bahwa: (1) Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan; (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
Selain itu juga hasil pendidikan saat ini belum bisa menciptakan kepribadian yang Islami dan unggul. Karena tidak didasari dengan aqidah Islam yang kuat. Sehingga wajar jika masih ada sebagian penjabat yang secara sadar melakukan tindakan korupsi. Padahal mereka sudah melewati berbagai pendidikan untuk mendapatkan gelarnya.
Sehingga untuk menciptakan pendidikan yang bermutu dan berkualitas hanya ada 3 syarat yang harus dipenuhi: (1) Sistem pendidikannya (seperti kurikulum, tempat belajar, alat bantu pengajaran dan lain-lain) efisien; (2) Penyelenggaraan pendidikannya kafa’ah (capable) dan amanah (tidak korupsi); (3) dan yang paling penting adalah tersedianya dana publik yang dikelola oleh negara dan memang didedikasikan untuk pendidikan.
Memang pada dasarnya untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan berkualitas tidak bisa begitu saja dinikmati secara gratis. Karna untuk menciptakan itu semua perlu modal yang tidak sedikit. Tapi pemerintah juga berkewajiban untuk meringankan biaya pendidikan tersebut sehingga bisa dijangkau oleh masyarakat umum.
Salah satu cara yang paling efektif mendapatkan dana yang cukup untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas adalah dari SDA( Sumber Daya Alam) yang melimpah di negara ini. Pemerintah harus mulai mandiri dalam mengurus SDA yang ada dan tidak menyerahkannya kepada swasta dan asing. Sehingga hasil dari kepengurusan tersebut bisa dinikmati secara merata oleh rakyat Indonesia. Dan bisa meringankan biaya pendidikan yang mahal atau mungkin bisa menggratiskannya.
Pemerintah juga harus berperan aktif dalam menjaga kelangsungan proses pendidikan yang selama ini berjalan seadanya. Karena kemajuan suatu bangsa sesungguhnya dapat dilihat dari seberapa besar perhatian pemerintah terhadap taraf pendidikan masyarakatnya. Investasi dalam pendidikan pada hakikatnya adalah membentuk keunggulan sumber daya manusia atau human capital yang tentu saja tidak bisa dilakukan secara instan. Sehingga dibutuhkan kesabaran dan ketekunan untuk menjalaninya.
Oleh karena itu perlu usaha dan pelaksanaan yang sistemik untuk menghadapi arus globalisasi yang datang bersamaan dengan modernisasi. Untuk itu seluruh instrumen pendidikan harus lebih ekstra dalam sebuah manajemen yang baik sehingga kita semua dapat mewujudkan masa depan bangsa yang baldhatun thayyibatun wa rabbun ghafur.